Proses Produksi Video

Produksi dimulai dari merekam video dengan berdasarkan dan konsep yang sudah  dirancang. Kemudian proses rekaman baik visual maupun audio dilakukan, dan seluruh pendukung bekerjasama dalam proses produksi. Pada proses produksi harus menyiapkan Alat Perekam Gambar (Camcorder).

Kamerawan memerlukan sejumlah peralatan standar untuk dapat merekam gambar dengan baik, di antaranya.

Tahap pelaksanaan produksi yang sesungguhnya mencakupi seluruh proses pembuatan video, selengkapnya sebagai berikut. 

Menangkap Gambar dengan Kamera

Kamera merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan (kegiatan) yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kamerawan dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara.

Berikut adalah yang perlu diperhatikan kameramen dalam pengambilan gambar:

Menangkap Gambar dengan Telepon Genggam (Handphone) 

Mengabadikan gambar saat ini semakin mudah, apalagi dengan banyaknya telepon genggam yang dilengkapi fasilitas untuk merekam video. Berikut adalah tips menangkap gambar dengan menggunakan Handphone:


White Ballance

Semua sumber cahaya memiliki temperatur warna tertentu. Suhu warna mempengaruhi warna apa yang akan terlihat di video. Maka sumber cahaya yang berbeda, seperti sinar matahari, lampu neon (Fluorescent), dan cahaya dari lampu pijar semua muncul warna yang berbeda pada kamera, karena mereka semua memiliki temperatur warna yang berbeda. Sinar matahari siang (Daylight) umumnya kebiruan. Lampu neon terutama yang lebih besar watt nya cenderung kehijauan, api dan lilin keduanya sangat merah.

Fungsi White Balance pada kamera mengkompensasi variasi suhu warna dengan membuat cahaya berwarna dominan muncul sebagai cahaya putih yang normal terlepas dari warna sebenarnya. Ketika kamera belum melakukan white balance, adegan yang menggunakan penerangan matahari terlihat sangat biru atau adegan dalam ruangan yang yang menggunakan cahaya lampu akan menghasilkan warna dominan oranye. 

Kebanyakan kamera saat ini memiliki built-in white balance yang cukup handal untuk ditetapkan pada situasi siang hari dan dalam ruangan. Fungsi-fungsi dalam kamera ditandai dengan simbol bola lampu kecil untuk white balance seting cahaya dalam ruangan di 3200K atau simbol matahari untuk white balance setting siang hari di 5600K, Auto White Balance memiliki simbol ATW atau Auto WB.  

Auto white balance atau reset seting pabrik dapat digunakan untuk kepraktisan, tetapi  jika ingin hasil terbaik, perlu belajar menggunakan white balance secara manual. Jadi, pertanyaan sesungguhnya adalah kapan kita menggunakan white balance? Pada dasarnya kita memerlukan penyetingan white balance tiap perubahan kondisi pencahayaan, seperti bergerak dari dalam ruangan ke luar atau sebaliknya.. 

White balance idealnya dilakuan jika fokus dari objek tetap di tempat dan mendapatkan pencahayaan yang konstan atau objek dengan focus statis, tetapi bila pengambilan gambar dilakukan dengan dinamis atau berpindah pindah, seperti pengambilan dari dalam ruangan ke luar ruangan atau sebaliknya, dalam kondisi ini gunakan auto white balance

Ukuran Gambar (Frame Size)

Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Ukuran pengambilan gambar selalu berkaitan dengan ukuran tubuh manusia. 

Establishing Shot (ES): shot pembuka dari suatu adegan yang memperlihatkan tempat dan waktu adegan itu berlangsung. 

Extreme Long Shot (ELS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. 

Very Long Shot (VLS): menunjukkan subjek yang berada di tengah lingkungan sekitarnya. Dalam ukuran VLS ini, lingkungan di sekitar objek lebih dominan.

Long Shoot (LS): pengambilan secara keseluruhan tubuh dari kepala sampai kaki. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.

Full Shot (FS): pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. 

Medium Long Shot (MLS): gambar diambil dari jarak yang wajar, Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. 

Knee Shot (KS): pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. 

Wide Angle (sudut lebar): ukuran pengambilan gambar yang memasukkan keadaan sekeliling

Mid Shot (MS): menunjukkan mulai bagian kepala sampai pinggul. Ukuran MS berfungsi untuk menunjukkan siapa yang sedang melakukan aksi. 

Medium Close Up (MCU): menunjukkan mulai bagian kepala sampai bahu. Ini merupakan standar pengambilan gambar dalam wawancara. 

Close Up (CU): gambar diambil dari jarak dekat. Dalam merekam suatu gambar, CU berfungsi untuk memfokuskan sebuah aksi  yang tengah dilakukan.

Big Close Up (BCU): pengambilan gambar wajah yang memenuhi layar penampilan gambar. 

Extreme Close Up (ECU): pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. 

One Shot (1S): Pengambilan gambar satu objek.

Two Shot (2S): pengambilan gambar dua orang. 

Three Shot (3S): pengambilan gambar tiga orang. 

Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang. 

Gerakan Kamera

Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka  dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut.

2. Tilt atau Tilting, yaitu pergerakan kamera dimana kamera pada posisi sama, tetapi berputar atas /bawah secara vertikal. 

3. Track In, yaitu teknik pengambilan gambar yang dimulai dengan cara menggerakan kamera mendekati objek. 

4. Track Out, yaitu teknik pengambilan gambar yang dimulai dengan cara menggerakan kamera menjauhi objek.


Tata Cahaya

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar adalah tata cahaya. Tata cahaya sebaiknya dibuat sesederhana mungkin selama pengambilan gambar, dimana objek harus menghadap sumber cahaya utama, dan disarankan membuat sumber cahaya melalui 3 titik. 

Teknik ini menggunakan tiga lampu yang disebut key light, fill light, dan back light. tentu akan membutuhkan tiga lampu untuk memanfaatkan teknik sepenuhnya. Namun apabila tidak memiliki tiga lampu, dapat menggunakan aturan sebagai berikut:

● Jika hanya memiliki satu lampu, jadikan key light.

● Jika memiliki 2 lampu, buatlah lampu satu menjadi key light dan lampu lainnya menjadi fill light atau back light. 

Key Light

Lampu utama (key light) adalah penyinaran terarah yang bagian utama (main source) mengenai/jatuh pada suatu objek

Fill Light

Lampu pengisi (fill light) adalah penyinaran yang digunakan untuk melunakkan bayangan yang dihasilkan oleh key light. 

Back Light

Back Light: Lampu latar (Back light) adalah penyinaran dari belakang subjek sehingga membentuk garis tepi dari subjek sehingga memberi kesan memisahkan subjek dengan latar belakang.


Sudut Pengambilan Gambar

Berdasarkan sudut pengambilan gambarnya, teknik syuting ada 7 macam yaitu:

1. Frog Eye

Teknik shooting ini mengambil gambar dengan posisi kamera disejajarkan dengan bagian alas/bawah obyek dan posisinya lebih rendah dari dasar obyek. Hasilnya gambar yang diambil akan menjadi sangat besar. Subyek pengambil gambat menjasi serasa mengecil dan obyek gambar memiliki kesan agung, angkuh maupun kokoh.

2. Low Angle

Merupakan pengambilan gambar dengan sudut arah bawah obyek yang memberikan kesan obyek membesar.

3. Eye Level

Teknik ini mengambil posisi sejajar dengan obyek. Dengan teknik Eye Level maka gambar yang direkam menunjukkan tangkapan pandangan mata orang yang berdiri sejajar dengna obyek. Ketinggian dan besarnya obyek jadi sama dengan subjek dan disebut juga teknik normal shoot.

4. High Angle

Teknik pengambilan gambar High Angle mengambil posisi di atas obyek. Hasilnya obyek shooting menjadi lebih kecil. Hasil gambarnya menjadi dramatis dan terkesan kerdil.

5. Bird Eye

Teknik Bird Eye (mata burung) merupakan teknik shooting dengan memposisikan juru kamera di atas ketinggian dalam merekam obyek. Hasilnya gambar yang tampak akan menunjukkan lingkungan sekitar lebih luas. Benda-benda lainnya di sekitar obyek juga akan tampak dalam ukuran kecil.

6. Slanted

Teknik shooting ini mengambil sudut yang tidak frontal dari depan ataupun dari samping obyek. Tapi mengambil sudut 45’ terhadap obyek. Hasilnya obyek lain akan masuk dalam rekaman kamera.

7. Over Shoulder

Teknik shooting ini mengambil gambar dari arah belakang bahu obyek. Akibatnya obyek hanya nampak bagian bahu atau kepalanya saja. Biasanya teknik ini dipakai untuk menunjukkan bahwa obyek sedang melihat sesuatu ataupun sedang berbincang-bincang.